Minggu, 28 Oktober 2012

Kemiskinan adalah Jalan Ke Sorga


Assalamu’alaikum wr. Wb.

Bila kita sedang berkecukupan harta, sedang di puncak kesuksesan karier, sedang berprestasi secara akademik, fisik sehat penuh vitalitas dan hidup kita penuh dengan kesenangan dan sanjungan, kita sering merasa sedang dimuliakan oleh Allah. Dan sebaliknya, saat kita sedang jatuh dalam kesulitan, sedang miskin, berpenyakit, sering salah perhitungan, hidup penuh cemoohan, maka kita merasa Allah sedang menghinakan kita.

Apakah memang demikian? Kata Allah semua itu hanya ujian. Coba kita cermati beberapa ayat berikut ini;

Surah Al-Fajr, ayat 15: Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".  
Ayat 16: Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku".
Ayat 17: Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim.

Allah sayang pada kita, Allah menghendaki kita mendekat padaNya. Kesehatan atau berpenyakit, cerdas atau bodoh, kaya atau miskin, hidup penuh sanjungan atau penuh hinaan hanyalah jalan atau ujian yang harus kita lewati dari Allah.

Kalau kekayaan hanya membuat kita sombong dan makin jauh dari Allah, maka kekayaan itu menjadi fitnah buat kita. Dan sebaliknya, apabila kekayaan membuat kita bersabar dan semakin dekat dengan Allah maka kekayaan menjadi Rezeki yang hakiki buat kita. Demikian juga dengan kemiskinan, kecantikan, ketampanan, kesuksesan, kegagalan, dll, semua bisa menjadi fitnah atau rezeki yang hakiki.

Ketika kita mencapai jabatan baru yang sudah lama kita inginkan, saat itu konsentrasi, waktu, tenaga dan semuanya seolah kita curahkan untuk kesuksesan kita dalam menjalankan jabatan baru itu. Ketika kita memiliki rumah atau mobil baru, pikiran kita juga sering larut dalam benda-benda tersebut. Saat kita pake mobil baru, kita sering merasa lebih terhormat dari orang disebelah kita yang pake mobil lebih jelek, kita terbawa sedikit sombong. Kita sering tenggelam dalam kesuksesan dan mempertahankan kesuksesan. Porsi konsentrasi atau perhatian kita pada Allah sering terpinggirkan.

Demikian pula sering terjadi bila kita terhimpit kesulitan, seperti usaha bangkrut, keluarga retak, terhimpit hutang, terjangkit penyakit kronis dan mungkin kesulitan yang lain, kita sering tenggelam dalam kesulitan dan larut dalam kesedihan, kadang kita merasa malu ketemu tetangga dan bahkan hati kita jauh dari Allah.

Kedua hal diatas, yaitu kesuksesan atau kesulitan, hanyalah simbol dunia yang harus kita manfaatkan sebagai jalan ke sorga. Rezeki yang hakiki sebenarnya adalah dekat dengan Allah dan sorga. Dalam surah Sad ayat 49-54 Allah menjelaskan tentang rezeki abadi kepada kita.

Surah Sad, ayat 49: Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik.
Ayat 50: (yaitu) surga 'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka.
Ayat 51: di dalamnya mereka bersantai (diatas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga.
Ayat 52: Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya.
Ayat 53: Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab.
Ayat 54: Sesungguhnya ini adalah benar-benar rezeki dari Kami yang tiada habis-habisnya.

Inilah janji Allah untuk orang yang mampu memanfaatkan kehidupannya untuk jalan ke sorga. Semoga kita semua termasuk di dalamnya.... aamiiin... 

Wallahu a’lam… Mohon maaf.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar